Pengertian Novel



Novel memiliki banyak pengertian yang saling mengisi satu sama lain menuju satu poros dengan tujuan pemahaman yang sama. Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel meski definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda.
1)    Novel adalah bentuk sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo dalam Arianto Sam Di, 2008: 1).
2)    Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan (Nurhadi,  Dawud,  Yuni Pratiwi, dan Abdul Rani dalam Arianto Sam Di, 2008: 1).
3)    Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Rustamaji dan Agus Priantoro dalam Arianto Sam Di, 2008: 1).
4)    Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik (Paulus Tukam dalam Arianto Sam Di, 2008: 1).

Dari sudut pandang seni, Waluyo (2002: 36) menyatakan bahwa novel adalah lambang kesenian yang baru yang berdasarkan fakta dan pengalaman pengarangnya. Susunan yang digambarkan novel adalah suatu yang realistis dan masuk akal. Kehidupan yang dilukiskan bukan hanya kehebatan dan kelebihan tokoh (untuk tokoh yang dikagumi), tetapi juga cacat dan kekurangannya. Lebih lanjut, beliau menyatakan bahwa novel bukan hanya alat hiburan, tetapi juga sebagai bentuk seni yang mempelajari dan melihat segi-segi kehidupan dan nilai baik-buruk (moral) dalam kehidupan dan mengarahkan kepada pembaca tentang pekerti yang baik dan budi yang luhur (Waluyo, 2002: 37).

Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1994: 9-10) menyatakan bahwa novel berasal dari bahasa Itali novella (dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentuk prosa”. Dewasa ini pengertian novella atau novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet (Inggris: novellette) yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Karya sastra yang disebut novellette adalah karya yang lebih pendek daripada novel tetapi lebih panjang daripada cerpen, katakanlah pertengahan dari keduanya.

Pengertian yang lebih rinci disampaikan oleh Jacob Sumardjo (1999: 2) yang menyatakan bahwa novel dalam kesusastraan merupakan sebuah sistem bentuk. Dalam sistem ini terdapat unsur-unsur pembentuknya dan fungsi dari masing-masing unsur. Unsur-unsur ini membentuk sebuah struktur cerita besar yang diungkapkan lewat materi bahasa tadi.
Sebuah karya sastra (novel) merupakan sebuah struktur organisme yang kompleks, unik, dan mengungkapkan sesuatu (lebih bersifat) secara tidak langsung. Sesuatu yang tidak langsung itulah yang menyebabkan sulitnya pembaca untuk menafsirkan. Untuk itu, diperlukan suatu upaya agar dapat menjelaskannya, yaitu dengan jalan mengadakan penelaahan atau penelitian terhadap karya sastra tersebut (Nurgiyantoro, 1994: 31-32) .

Novel lebih mudah sekaligus lebih sulit dibaca jika dibandingkan dengan cerpen. Dikatakan lebih mudah karena novel tidak dibebani tanggung jawab untuk menyampaikan sesuatu dengan cepat atau dengan bentuk padat dan dikatakan sulit karena novel dituliskan dalam skala besar sehingga mengandung satu kesatuan organisasi yang lebih luas daripada cerpen.
Stanton (2007: 91) menyatakan bahwa fisik novel yang panjang akan mengurangi kepekaan pembaca terhadap bagian-bagian dari alur cerita. Keteledoran ini akan menjadi penghalang ketika pembaca berusaha memahami struktur perluasan tersebut, perlu melangkah mundur waktu demi waktu. Harus sadar bahwa setiap bab dalam novel mengandung berbagai episode. Episode-episode dan topik-topik tersebut dapat dilebarkan dalam satu bab karena suatu alasan tertentu.

Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa pada dasarnya kebanyakan orang mengira bahwa cara termudah untuk memahami dunia novel adalah dengan bertanya kepada pengarangnya (Stanton, 2007: 100). Kenyataannya, pandangan ini malah gagal ketika dipraktikkan. Sebagian besar pengarang akan menolak ketika diminta menjelaskan karya mereka secara mendalam, atau mungkin novel tersebut justru menjelaskan  banyak hal, lebih dari   perkiraan pengarang sendiri.
Berpijak pada pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah cerita fiksi yang mengangkat permasalahan yang kompleks tentang kehidupan dan tersusun atas unsur intrinsik dan ekstinsik yang padu dan saling terikat dalam mengungkapkan setiap jalinan peristiwa yang diceritakan.
Unknown
Unknown

Previous
Next Post »