Mipa Dasar (definisi matematika)



2.1 Definisi Matematika

Definisi Matematika Menurut Para Ahli :

1.      Sujono (1988:5)

Sujono mengemukakan beberapa pengertian matematika. Di antaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.

2.      Plato (427–347 SM)

Plato berpendapat, bahwa matematika adalah identik dengan filsafat untuk ahli pikir, walaupun mereka mengatakan bahwa matematika harus dipelajari untuk keperluan lain. Objek matematika ada di dunia nyata, tetapi terpisah dari akal. Ia mengadakan perbedaan antara aritmetika (teori bilangan) dan logistik (teknik berhitung) yang diperlukan orang. Belajar aritmetika berpengaruh positif karena memaksa yang belajar untuk belajar bilangan-bilangan abstrak. Dengan demikian matematika ditingkatkan menjadi mental aktivitas mental abstrak pada objek-objek yang ada secara lahiriah, tetapi yang ada hanya mempunyai representasi yang bermakna

3.      Aristoteles (348–322 SM)

Ia memandang matematika sebagai salah satu dari tiga dasar yang membagi ilmu pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan fisik, matematika, dan teologi. Matematika didasarkan atas kenyataan yang dialami, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen, observasi, dan abstraksi.


4.      Andi Hakim Nasution (1982:12

Istilah matematika berasal dari kata Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata Sanskerta, medha atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan, atau intelegensia. Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti kata mathein pada matematika).

5. Sumardyono (2004:28) secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut, di antaranya:

1. Matematika sebagai struktur yang terorganisir. Matematika merupakan suatu bangunan struktur yang terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan dalil/teorema (termasuk di dalamnya lemma (teorema pengantar/kecil) dan corolly/sifat).

2. Matematika sebagai alat (tool). Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalammencari solusi pelbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

3. Matematika sebagai pola pikir deduktif. Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum).

4. Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking). Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal, seperti matematika matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.

5. Matematika sebagai bahasa artifisial. Simbol merupakan ciri yang paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah bahasa simbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks.

6. Matematika sebagai seni yang kreatif. Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya merupakan seni berpikir yang kreatif.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tentang matematika dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik. Matematika menolong manusia menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan.


2.2  Kegunaan (fungsi) pengajaran Matematika

Kegunaaan matematika yaitu :

a.       Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain.

Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika

Contoh :

1.      Penemuan dan pengembangan Teori Mendel dalam Biologi melalui konsep propabolitas.

2.      Perhitungan dengan bilangan imajiner digunakan untuk memecahkan masalah tentang kelistrikan.

Dalam ilmu kependudukan, matematika digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk dll.

b.      Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh:

1.      Memecahkan persoalan dunia nyata

2.      Menghitung luas daerah

3.      Menghitung laju kecepatan kendaraan

4.      Mengunakan perhitungan matematika baik dalam pertanian, perikanan, perdagangan, dan perindustrian.



Depdiknas (2004) memaparkan fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki obyek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan sekolah.

Menurut Depdiknas (2004) tujuan umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut.

1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkambang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien.

2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematila dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari., dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Dengan demikian tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah memberi tekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta juga memberi tekanan pada keterampilan dan penerepan matematik.


Menurut Depdiknas (2004) tujuan pengajaran matematika di SD sebagai berikut:

1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari).

2) Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika.

3) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa SD setelah selesai mempelajari matematika bukan saja diharapkan memiliki sikap kritis, jujur, cermat, dan cara berpikir logis dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga harus mampu menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan matematika yang cukup kuat sebagai bekal untuk mempelajari matematika lebih lanjut dan dalam mempelajari ilmu-ilmu lain.


2.3  Dasar-dasar Keterampilan Matematika

Wills J.B & Atkinson M.P (2007: 5) menjelaskan bahwa: Keterampilan kuantitatif sangat penting untuk berpartisipasi dalam masyarakat, dimana hasil kuantitatif sangat penting dalam keputusan-keputusan tentang kehidupan publik dan swasta, dan sosiolog memiliki kontribusi yang berpotensi penting untuk membuat pendidikan keaksaraan kuantitatif. Pembelajaran matematika merupakan salah satu pembelajaran yang mengupayakan siswa untuk memiliki keterampilan baik keterampilan kognitif maupun keterampilan afektif.

Arends dan Kilcher (2010: 1) menjelaskan: Umumnya siswa mengharapkan untuk memperoleh keterampilan intelektual yang kompleks diperlukan untuk menjadi sukses dalam pengetahuan siswa saat ini, hasil siswa yang tidak sama adalah tidak diterima oleh siswa. Sedangkan wertsch & Stone (Sutherland R, 2007: 1) menjelaskan: Anak-anak dapat mengatakan lebih dari yang disadari dan beberapa masukan untuk memahami apa yang dimaksud dengan apa yang dikatakan bahwa mereka mengembangkan keterampilan kognitif.
Penilaian keterampilan matematika siswa tergantung dari proses pembinaan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Untuk menilai keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal matematika diperlukan suatu arahan atau tujuan pembelajaran matematika. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan ditetapkan oleh pengajar sebelum melaksanakan proses pembelajaran sebagai standar penilaian keterampilan matematika.

Ebel RL, & Frisbie, DA. (1979: 378) menyatakan bahwa : Tes kinerja siswa adalah mendemonstrasikan keterampilan siswa dengan memanipulasi sasaran atau instrumen.
Untuk menyelidiki keterampilan matematika siswa di kelas dalam proses pembelajaran matematika, siswa akan belajar setiap bidang subyek utama matematika modern: aljabar, analisis, geometri, statistik, dan matematika terapan.

Dalam pembelajaran matematika, siswa akan mempelajari:

1). Bahasa matematika dan aturan-aturan logika.

2). Bagaimana ide kelompok matematika yang tepat.

3). Bagaimana membuktikan atau tidak membuktikan konjektur matematika.

4). Bagaimana untuk mengambil makna dari matematika pada halaman tertulis.

5). Cara menggunakan matematika untuk menggambarkan dunia fisik.


Shumway (1980: 151) menyatakan: Tugas pertama dalam penyelidikan pengembangan konsep-konsep matematika adalah untuk mengidentifikasi dimensi yang akan digunakan untuk menjelaskan perkembangannya. Dalam studi tentang pengembangan konsep matematika, variabel yang spesifik untuk diselidiki berasal dari dua sumber utama adalah (a) aksioma dan teorema matematika yang mendasari konsep dalam penyelidikan dan (b) studi umum perkembangan kognitif.

Adhami et all (Chambers, 2008: 115) menjelaskan tahapan dasar dalam keterampilan berpikir adalah: Tahapan dasar keterampilan berpikir pada operasi formal merupakan salah satu penyebab utamanya kesulitan bagi para siswa terutama di matematika. upaya untuk mengatasi kesulitan ini adalah percepatan kognitif dalam pendidikan matematika (CAME) dengan tujuan menghasilkan proses intervensi yang mempercepat perkembangan kognitif, tetapi juga (dan penting, di dunia dimana sekolah yang dinilai dengan pemeriksaan hasil) meningkatkan prestasi dalam hasil matematika.

Popham (1995: 139) menyatakan.” penilaian unjuk kerja adalah suatu pendekatan untuk mengukur status mendasar dari seorang siswa dengan jalan melengkapi siswa tersebut dengan sebuah tugas tertentu. Dalam penilaian keterampilan matematika siswa membutuhkan suatu kejelasan guru dalam menentukan indikator penilaian sebagai tujuan pembelajaran matematika di kelas. Indikator penilaian setiap materi matematika siswa sekolah menengah pertama sampai sekolah menengah atas yaitu geometri, aljabar, fungsi, kalkulus, dan lain-lain serta penerapannya.

Douglas (1992: 627) menjelaskan bahwa Prestasi matematika sering digunakan sebagai indikator untuk mengetahui yang dimiliki siswa. tes matematika khususnya prestasi telah dikritik karena didominasi oleh tingkat rendah, item keterampilan dasar yang dihasilkan dengan mudah dalam format kertas dan pensil. Meskipun kekurangan lainnya, tes prestasi telah menjadi sumber utama bukti untuk menyelidiki kualitas dalam kelompok pendidikan yang beragam.

Robert Gagne (Bell, 1978: 108) menyatakan bahwa keterampilan matematika adalah suatu operasi-operasi dan prosedur matematika dalam kecepatan dan ketepatan siswa. Senada dengan Shumway (1980: 207) menyatakan Keterampilan umumnya dicirikan dalam hal (a) kecakapan atau ketepatan dan (b) efisiensi atau kecepatan. Proses pembelajaran matematika membutuhkan suatu kejelian siswa dalam memahami dan menerapkan konsep matematika yang abstrak dan kompleks. Abstrak dan kompleks memerlukan suatu ketepatan dan kecepatan siswa dalam terampil belajar materi matematika. Untuk itu 2 (dua) objek yang perlu diperhatikan oleh guru dalam penilaian keterampilan matematika siswa adalah 1). Ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika, 2). Kecepatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

Berdasarkan dari beberapa rujukan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan matematika siswa dalam penelitian ini adalah suatu operasi matematika yang dilakukan siswa dengan tepat dalam menyelesaikan soal-soal matematika.


2.4 Peranan Matematika dalam teknologi dan masyarakat

Matematika memegang peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Banyak yang telah disumbangkan matematika bagi perkembangan peradaban manusia. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dari peranan matematika.

a.      Peranan matematika dalam teknologi

Matematika merupakan raja sekaligus pelayan bagi ilmu-ilmu lainnya. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini tidak terlepas dari adanya campur tangan matematika. Sebagai contoh adalah penggunaan logika matematika sebagai dasar bahasa pemrograman, struktur data, kecerdasan buatan, sistem digital, basis data, teori komputasi, rekayasa perangkat lunak, jaringan saraf tiruan dan lainnya yang mempergunakan logika secara intensif. Selain itu, ada pula penggunaan lain dari matematika terhadap perkembangan TIK, yaitu penggunaan algoritma untuk menghemat ukuran file serta dalam pemrograman komputer, penggunan segitiga pascal dalam program turbo pascal, dan lain sebagainya. Masih banyak lagi sumbangan matematika dalam perkembangan TIK yang merupakan dasar ilmu komputer.

Boleh dikatakan landasan utama sains dan teknologi adalah matematika. Tapi apakah sumbangan matematika hanya untuk kemajuan sains dan teknologi saja? Apakah kita tahu kalau matematika juga ikut berperan dalam menentukan arah maupun isi pemikiran-pemikiran filsafat, dalam meruntuhkan dan membangun kembali ajaran-ajaran agama, dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang hakekat manusia dan dunianya.

“Segala sesuatu adalah bilangan-bilangan” demikian Pythagoras berfilsafat dengan menggunakan matematika. Mungkin kita akan bingung menafsirkan pernyataan tersebut. Tapi memang demikianlah filsafat, bukan filsafat kalau tidak membingungkan. Memang tampaknya yang diungkapkan Pythagoras tersebut tidak masuk akal, namun yang dia maksudkan bukannya tanpa arti sama sekali. Ia menemukan pentingnya bilangan dalam musik, dan hubungan yang ia bangun antara musik dan matematika terkenal dengan istilah matematika, seperti “nilai rata-rata harmoni” dan “progresi harmoni”.

Pythagoras menganggap bilangan-bilangan sebagai bentuk-bentuk, sebagaimana yang ada pada dadu atau kartu permainan. Kita pun masih mewarisinya hingga sekarang dengan menggunakan istilah seperti bilangan bujur sangkar atau bilangan berpangkat dua dan bilangan kubus untuk bilangan berpangkat tiga, yang tidak lain adalah istilah-istilah yang berasal dari Pythagoras. Ia pun menggunakan istilah bilangan segi empat, bilangan segitiga, bilangan piramida, dan sebagainya. Bilangan-bilangan itu sebetulnya mewakili jumlah batu kerikil yang digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk yang bersangkutan.

Ternyata hal tersebut berhubungan dengan pandangan Pythagoras bahwa dunia ini bersifat atomis, dan menganggap tubuh terbentuk dari molekul-molekul yang terdiri dari atom-atom yang tersusun dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini ia ingin aritmatika sebagai bidang studi yang menjadi dasar dalam ilmu fisika maupun estetika.

Penemuan terpenting dari Pythagoras adalah apa yang sudah sangat kita kenal dan sering kita gunakan dalam segitiga siku-siku yaitu Dalil Pythagoras. Jumlah kuadrat sisi-sisi yang membentuk sudut siku-siku sama dengan kuadrat sisi miringnya, demikian isi dalil yang terkenal tersebut. Tapi dalil tersebut sekaligus menjadi titik tolak ditemukannya dalil ketaksebandingan, yang mementahkan kembali seluruh filsafat Pythagoras. Karena teori aritmatika tidak cukup memadai mengenai ketaksebandingan, maka hal ini semakin meyakinkan para ahli matematika ketika itu, bahwa geometri harus disusun secara terpisah dengan aritmatika.

Dan sejak itu geometri mempunyai pengaruh yang besar terhadap filsafat dan metode ilmiah. Penalaran deduktif aksiomatis menjadi kunci utama dalam memahami pengetahuan. Ini membawa konsekuensi, Matematika tidak lagi mempelajari obyek-obyek yang secara langsung dapat ditangkap oleh indera manusia. Substansi matematika adalah benda-benda pikir yang bersifat abstrak. Dan jadilah matematika murni mendominasi.

Doktrin-doktrin mistik yang menyangkut hubungan antara waktu dan keabadian pun mendapat dukungan dari matematika murni, obyek-obyek matematika, seperti bilangan-bilangan, andaikata nyata sekalipun, sifatnya tetap abadi dan tidak lekang oleh waktu. Obyek-obyek abadi demikian dikonsepsikan sebagai pikiran Tuhan. Maka jangan heran jika muncul doktrin Plato bahwa Tuhan adalah ahli geometri. Agama rasionalistik yang berbeda dengan agama apokaliptik, semenjak Pythagoras, dan terutama semenjak Plato, telah sepenuhnya didominasi oleh matematika dan metode matematis.

Kombinasi matematika dan teologi, yang bermula dari Pythagoras, telah menanamkan ciri pada filsafat yang bercorak religius di Yunani, di Abad Pertengahan dan jaman modern hingga Immanuel Kant. Tetapi mulai era Plato dan Descartes terjadilah perpaduan yang mendalam antara agama dan penalaran, antara aspirasi moral dan sikap logika yang memuliakan segala yang baka. Hal ini tidak lepas dari pengaruh dominasi matematika murni kala itu.

b.    Peranan matematika dalam masyarakat

Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. Misalnya banyak persoalan kehidupan yang memerlukan kemampuan menghitung dan mengukur. Menghitung mengarah pada aritmetika (studi tentang bilangan) dan mengukur mengarah pada geometri (studi tentang bangun, ukuran dan posisi benda). Aritmetika dan geometri merupakan fondasi atau dasar dari matematika.

Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan informasi dengan bahasa matematika, misalnya menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang dapat berupa diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat.
Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran
matematika dalam masyarakat, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang lainnya. Peranan matematika tersebut, terutama sebagai sarana berpikir ilmiah oleh Erman Suherman (1995: 56) disebutkan dapat diperolehnya kemampuan-kemampuan sebagai berikut :

1.      Menggunakan algoritma

Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah melakukan operasi hitung, operasi himpunan, dan operasi lainya. Juga menghitung ukuran tendensi sentral dari data yang banyak dengan cara manual.

2.      Melakukan manipulasi secara matematika

Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah menggunakan sifat-sifat atau rumus-rumus atau prinsip-prinsip atau teorema-teorema kedalam pernyataan matematika .

3.      Mengorganisasikan data

Kemampuan ini antara lain meliputi : mengorganisasikan data atau informasi, misalnya membedakan atau menyebutkan apa yang diketahui dari suatu soal atau masalah dari apa yang ditanyakan.

4.      Memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya

Kemampuan ini antara lain meliputi : menggunakan simbol, tabel, grafik untuk menunjukan suatu perubahan atau kecenderungan dan membuatnya.\

5.      Mengenal dan menemukan pola

Kemampuan ini antara lain meliputi : mengenal pola susunan bilangan dan pola bangun geometri.


6.      Menarik kesimpulan

Kemampuan ini antara lain meliputi : kemampuan menarik kesimpulan dari suatu hasil hitungan atau pembuktian suatu rumus.

7.      Membuat kalimat atau model matematika

Kemampuan ini antara lain meliputi : kemampuan secara sederhana dari fonemena dalam kehidupan sehari-hari kedalam model matematika atau sebaliknya dengan model ini diharapkan akan mempermudah penyelesaianya.

8.      Membuat interpretasi bangun geometri

Kemampuan ini antara lain meliputi : kemampuan menyatakan bagian-bagian dari bangun geometri dasar maupun ruang dan memahami posisi dari bagian-bagian itu.

9.      Memahami pengukuran dan satuanya

Kemampuan ini antara lain meliputi ; kemampuan memilih satuan ukuran yang tepat, melakukan estimasi, mengubah satuan ukuran ke satuan lainnya.

10.  Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.

Sementara itu dalam tujuan umum pendidikan matematika (Depdiknas, 2002: 3) menyebutkan berbagai peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah ditekankan pada kemampuan untuk memiliki:

1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata.

2. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi

3. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialih gunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah.

Kemampuan-kemampuan di atas berguna bagi seseorang untuk berpikir ilmiah dalam pendidikan dan berguna untuk hidup dalam masyarakat, termasuk bekal dalam dunia kerja.

2.5  Mengembangkan Keterampilan Matematika

Suka atau tidak, matematika selalu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Saat bekerja, berbelanja, merencanakan biaya untuk keluarga. Hal ini perlu diperkenalkan pada anak sejak masih kecil.

Matematika bukan hanya bagian dari ilmu pengetahuan untuk menghitung sudut, panjang gelombang suara, dan teori pelik lainnya. Matematikan sebenarnya dasar konsep berpikir logis yang membantu kita menghitung kemungkinan, atau pro dan kontra, sehingga kita bisa memecahkan masalah dalam kehidupan. Hal inilah yang sebenarnya penting dipelajari oleh anak. Karenanya sejak dini anak perlu dibuat tertarik dan tidak terbebani ketika berhadapan dengan matematika.

Cara paling menarik untuk mengajarkan matematika adalah mengajak anak mengalaminya secara langsung. Anda bisa menemukan berbagai permainan yang didesain untuk mengembangkan keterampilan strategi, dan melibatkan kemampuan berpikir logis, contohnya ular tangga, atau monopoli.Mainan ini bisa dimainkan bersama oleh orang tua dan anak. Ketika ia mengalami masalah selama bermain, Anda bisa membantunya dengan memberikan contoh sehingga ia mendapatkan panduan menyelesaikan masalahnya

Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh seorang ahli perkembangan anak dari Florida, California, USA disarankan 8 cara praktis untuk membantu si kecil mengakrabi matematika. Cara tersebut adalah:

1.      Dorongan positif

Sebagai dasar proses belajar, dorongan positif merupakan hal yang penting. Sehingga anak mengerti harapan yang diinginkan dari mereka, dan terdorong untuk selalu mencapainya. Setiap kali anak mendapatkan nilai baik atau berhasil mengerjakan tugasnya dengan cepat dan tepat, jangan lupa untuk memuji atau memberikan hadiah kecil, seperti ekstra waktu bermain game, dan nonton film kartun.

Sebaliknya ketika anak belum berhasil, jangan memarahi atau memberi target. Beri penjelasan yang mudah dipahami tentang cara menyelesaikan tugasnya, agar ia mengerti dan dapat mengerjakan latihannya lebih baik.

2.      PR monitor

Guru matematika cenderung memberi PR agar anak bisa berlatih di rumah. Anak yang telah paham pelajaran tersebut, tentu tak kesulitan mengerjakannya. Sebaliknya, jika tidak paham maka anak cenderung mengabaikan PRnya. Orang tua diharapkan untuk mendampingi anak mengerjakan PR matematikanya.

Hal ini tidak berarti matematika lebih istimewa dibanding pelajaran lain, tetapi karena rasa nyaman dan pendampingan orang tua akan memberi dorongan yang besar bagi anak untuk menyelesaikan PR yang sulit. Anak juga akan aman karena tahu bahwa ia akan mendapatkan penjelasan ketika dibutuhkan.

3.      Beri contoh

Orang tua dapat memberi contoh yang praktis pada ana ketika mengajari matematika. Untuk anak berusia SD (6-12 tahun), secara sederhana bisa  meminta mereka menghitung berapa uang yang harus disiapkan untuk membeli tiket Kidzania, misalnya. Atau, ketika berada di jalan, ajak mereka menghitung jumlah mobil merah yang berpapasan dengan mobil keluarga Anda.

4.      Matematika praktis

Jelaskan pada anak bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan, sehingga mereka mengerti bahwa bukan rumus yang sulit yang harus mereka pelajari, tetapi pemahaman menggunakannya.

Contoh sederhana; Anda bisa meminta anak menghitung total potongan pizza yang harus dibeli jika setiap orang dalam keluarga ingin mendapatkan 2 potong. Anda bisa mengajarinya dengan penjumlahan, atau dengan perkalian bagi anak yang telah lebih besar (usia SD).


5.      Biarkan anak terbuka

Bantu anak untuk terbuka membicarakan kesulitannya belajar matematika. Ini adalah langkah yang baik untuk memantau kemampuannya. Jika anak perlu dibantu, Anda akan segera tahu darinya, bukan dari nilai-nilai ulangannya yang rendah, atau PR yang dengan sengaja tidak dikerjakannya.

6.      Nilai Uang

Anda bisa menggunakan uang, untuk membantu anak mahir berhitung. Anak bisa belajar pengurangan, penambahan, dan pembagian untuk menentukan uang yang harus mereka miliki untuk mendapatkan sesuatu, sisa uang yang akan mereka terima sebagai kembalian, pada proses membeli.

7.      Menyebutkan Waktu

Ajari anak menyebutkan waktu dengan melihat jam. Gunakan lebih dulu jam digital, ketika anak baru belajar angka, baru kemudian gunakan jam analog (memiliki jarum) ketika anak mulai dapat mengerti penjumlahan dan pengurangan dua digit (total detik dan menit adalah dua digit). Jelaskan secara detail tentang konsep detik, menit, jam dan hari.

8.      Permainan Matematika

Belajar matematika mestinya bisa menjadi menarik dan menyenangkan bagi anak. Anda bisa memadukan matematika dengan berbagai cara praktis yang membuat si kecil merasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya belajar angka dengan menggunakan remote control TV, atau menggunakan flash card berisi angka-angka yang dimainkan seperti permainan kartu

9.      Gunakan computer

Anda bisa meningkatkan kecepatan si kecil belajar dengan menggunakan komputer, dan berbagai software pendidikan. Saat ini anak-anak lebih familiar dengan komputer dibandingakn kita saat seusia mereka. Bisa ditemukan berbagai permainan komputer yang melibatkan keterampilan matematika.

BAB III

PENUTUP


3.1  Kesimpulan


1. Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik. Matematika menolong manusia menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan.

2. Depdiknas (2004) memaparkan fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki obyek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan sekolah.


3. Peranan matematika dalam teknologi, yaitu Matematika merupakan raja sekaligus pelayan bagi ilmu-ilmu lainnya. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini tidak terlepas dari adanya campur tangan matematika. Landasan utama sains dan teknologi adalah matematika


4. Peranan matematika dalam masyarakat, yaitu  sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh kemampuan-kemampuan meliputi :


(1)  menggunakan algoritma.

(2)  melakukan manipulasi secara matematika.

(3)  mengorganisasikan data.

(4)  memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya.

(5)  mengenal dan menemukan pola.

(6)  menarik kesimpulan.

(7)  membuat kalimat atau model matematika.

(8)  membuat interpretasi bangun geometri.

(9)  memahami pengukuran dan satuanya.

(10) menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
Unknown
Unknown

Previous
Next Post »

1 komentar: