Defenisi Seni Tari





SENI TARI

1.Kamala Devi Chattopadhyaya
Seorang kritikus dan seniman India, mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan tampak mengarah pada bentuk-bentuk tertentu.
2.Corry Hartong
Menurut Corry Hartong, tari ialah gerakan yang berbentuk dari ritmis dari badan di dalam ruang.
3.Soedarsono
Seorang kritikus seni yang mendefinisikan tari sebagai ekspresi jiwa manusia melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah.

  Tari adalah dalah salah satu jenis gerak selain senam, bela diri, akrobatik, atau pantomime. Sebagai seni, tari memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan seni-seni lain. Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu.
Ruang berhubungan dengan posisi, tingkatan, dan jangkauan. Posisi berhubungan dengan arah hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag. Tingkatan berhubungan dengan tinggi rens\dahnya posisi duduk dan level tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncat-loncat,. Jangkauan berhubungan dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil.

Fungsi dan Peranan Seni Tari
  Sebagai suatu kegiatan, seni taeri memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan, dan seni tari sebagai media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).
A. Seni tari sebagai sarana upacara.
Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia..

B. Seni tari senagai hiburan
Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan derngan cara yang menarik.

C. Seni tari sebagai penyaluran terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena persaan iba atau tak sampai hati.

D. Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, se[erti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.

E. Seni tari sebagai media pergaulan
Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan . kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.

F. Seni tari sebagai media pertunjukkan
Tari bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan tujuan.
G. Seni tari sebagai media katarsis
Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam penghayatan seni

Jenis-Jenis Tari Tradisi Nusantara
Tradisional atau sering disebut tradisi berarti warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan berkembang secara turun menurun. Tari sebagai hasil kebudayaan juga merupakan seni yang sudah cukup lama hidup berkembang secara turun menurun. Jenisnya sangat banyak yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara.
Pada umumnya, tari-tari tradisional digarap secara baik dengan memperhatikan kaidah-kaidah seni pertunjukan sehingga tari tradisional merupakan seni yang bernilai artistik cukup tinggi. Tari tradisi semacam ini disebut tari tradisional klasik. Tario tradisional klasik mempunyai cirri-ciri yangbtelah mengalami pengolahan dan penggarapan gerak secara berkembang, yaitu keindahan yang di salurkan melaluim pola-pola gerak yang telah ditentukan . gerakan itu melampaui kebutuhan minimal yang diperlukan oleh konteksnya, dan ukuran-ukuran. Keindahannya yang telah terbukti melampaui batas-batas daerah.

Jenis-jenis tari berdasarkan fungsinya
Berdasarkan fungsinya, tari di bagi menjadi tiga jenis, yaitu tari upacara, tari pergaulan atau hiburan, dan tari pertunjukkan.
Tari Upacara.
a. Upacara keagamaan
Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-lain (bali).
Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi)
Randai, Tortor (Sumatera)
Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan)
Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua)
Tari Reko Tenda (plores)
Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).
b.Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton)
Tari Legong Kraton (Bali)
Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi (jawa Timur), dan Beskalan (Situbondo)
Gending Sriwijaya (Palembang)
Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makassar)
Tari Gembu (Sumenep).
c.Upacara Penting dalam kehidupan manusia
Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja)
Upacara Khitanan dirayakan dengan tari Sisingan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar)
Upacara Perkawinan dimeriahkan dengan Tari Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta)
Upacara kematian menggunakan Tari Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi)
Upacara maju perang menggunakan Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur).

 Jenis tarian dan fungsinya
 jenis tarian dan fungsinya,makanan Cina         dan Melayu yang berasal dari Peranakan di.   Melaka, 400 apabila terdapat pengaruh dari  orang Cina yang Terdapat pelbagai jenis tarian:Klasifikasi Tari Bali (Cw'q) Berdasarkan jenisnya tari Bali dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu: 1) jenis tari menurut fungsinya, 2) jenis tari menurutJawaban Terbaik: Tari Bidu : adalah jenis tarian pergaulan yang sangat populer dalam masyarakat adat Timor pada umumnya, khususnya kabupaten Timor Tengah UtaraApparently the Singaporeans are pissed that we decided to stop selling them subsidized petrol. The Star has the report here and reproduced below, along with myTari Ende Lio adalah sebuah tarian daerah yang mengekspresikan rasa lewat tatanan gerak dalam irama musik dan lagu. Dilihat dari tata gerak dan bentukya, tarian Ende.

A. TARIAN ACEH
1. Tari Laweut
Tari Laweut adalah tari yang berasal dari Aceh. Laweut berasal dari kata Selawat, sanjungan yang ditujukan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Sebelum sebutan laweut dipakai, pertama sekali disebut Akoon (Seudati Inong). Laweut ditetapkan namanya pada Pekan Kebudayaan Aceh II (PKA II). Tarian ini berasal dari Pidie dan telah berkembang di seluruh Aceh.
Gerak tari ini, yaitu penari dari arah kiri atas dan kanan atas dengan jalan gerakan barisan memasuki pentas dan langsung membuat komposisi berbanjar satu, menghadap penonton, memberi salam hormat dengan mengangkat kedua belah tangan sebatas dada, kemudian mulai melakukan gerakan-gerakan tarian.
2. Tari seudati
Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam.


3. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.
Tari Perang.

   
 B. TARIAN DAYAK

1.  Tari Kancet Papatai / Tari Perang  
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.
Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.
2.  Tari Hudoq
Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu yang menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup tubuh penari. Tarian ini erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari Hudoq dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak.

3. Tari Serumpai

Tari Serumpai Tarian suku Dayak Benuaq ini dilakukan untuk menolak wabah penyakit dan mengobati orang yang digigit anjing gila. Disebut tarian Serumpai karena tarian diiringi alat musik Serumpai (sejenis seruling bambu).


TARI BADUI
Badui merupakan jenis tarian rakyat yang menggambarkan suatu adegan peperangan atau serombongan prajurit yang sedang latihan perang. Dilihat dari cara penyajiannya, tarian ini termasuk tarian kelompok berpasangan.
Komposisi yang dipakai berbentuk barisan.Kadang-kadang membentuk dua barisan, kadang-kadang pula melingkar berhadapan. Fungsi dari kesenian ini di samping sebagai alat dakwah agama Islam juga merupakan tontonan yang eksotik bagi masyarakat.
Seni Badui yang kini masih hidup dan berkembang di daerah kabupaten Sleman kebanyakan berasal dari daerah Kedu, sedang di daerah Kedu sendiri juga merupakan kesenian rakyat yang semula dibawa oleh seseorang dari tanah Arab”.
Kisah kedatangan kesenian ini adalah sebagai berikut:  “Dulu ada orang Indonesia yang lama tinggal di tanah Arab.
Selama di sana dia mengetahui dan banyak melihat kesenian Badui tersebut. Di samping itu, ia juga melihat kesenian suhanul Muslim, yaitu kesenian orang/bangsa Arab Qurais. Kemudian setelah ia kembali ke tanah air, ia tinggal di desa Mendut, sebelah utara Borobudur/Kedu.
Di desanya ia mengembangkan kesenian Badui tersebut yang thema dan bentuknya masih sama dengan asal mulanya yang dilihat di tanah Arab, namun sementara itu ada bagian-bagian yang diselaraskan dengan keadaan masyarakat kita, terutama syair-syair dan kata-kata yang dilagukannya.
Seni Badui yang sekarang ini telah banyak mengalami perkembangan terutama di dalam lagu dan syairnya”.
Jumlah para pendukung pementasan kesenian Badui tidak tentu.
Biasanya sekitar 40 orang dengan perincian 10 orang sebagai pemegang instrumen musik dan vokalis, sedangkan yang 30 orang sebagai penarinya.
Penari terdiri dari laki-laki yang usianya rata-rata antara 12 - 30 tahun.
Kostum yang dipakai pemain terdiri dari peci Turki berwarna merah (kanigoro) atau kuluk temanten yang berwarna merah yang ada kucirnya, baju putih lengan panjang, rompi, celana panji, kain (rampekan) stagen dan ikat pinggang, kaos kaki dan sepatu putih.
Para penari membawa godo/gembel (senjata dan kayu).
Vokal disampaikan dalam bentuk lagu dan dibawakan secara bergantian antara penari dengan vokalis, bersama dengan pemegang instrumen musik (saut-sautan, Jawa).Syair yang dibawakan ada yang diambil dari Kitab Kotijah Badui tetapi ada juga yang disusun sendiri, dan berisikan uraian tentang budi pekerti, kepahlawanan, persatuan/kesatuan dan lain-lain.
Kesenian ini biasanya dipentaskan pada malam hari, selama kurang lebih 4,5 jam, mulai dari jam 20.00 hingga jam 00.30.  Alat penerangan yang digunakan adalah lampu petromak. Ada kalanya pula tarian ini diselingi dengan pencak silat, dan dalam tarian pencak silat ini para pemainnya kadang ada yang dapat mencapai trance.
Posisi kaki penari umumnya terbuka, sedangkan posisi lengan rendah dan tinggi. Konsep pentas yang digunakan ialah arena dengan desain lantai lingkaran dan lurus. Instrumen yang dipergunakan adalah genderang (tambur) satu buah, terbang genjreng 3 buah dan satu jedor. Kadang-kadang ditambah sebuah peluit yang berfungsi untuk memberi aba-aba akan dimulainya pementasan, pergantian posisi, maupun berhenti / selesainya pertunjukan.







TARI SRIMPI                                                                                                                                               Tari Srimpi yang ada sejak Prabu Amiluhur ketika masuk ke Kraton mendapat perhatian pula. Tarian yang ditarikan 4 putri itu masing-masing mendapat sebutan : air, api, angin dan bumi/tanah, yang selain melambangkan terjadinya manusia juga melambangkan empat penjuru mata angin. Sedang nama peranannya Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Komposisinya segi empat yang melambangkan tiang Pendopo Selain sebagai hiburan, tari ini sering juga ditarikan untuk menyambut tamu dalam upacara peringatan hari besar dan perkawinan.

TARI CENDRAWASIH

Tari Cendrawasih merupakan tari duet yang ditarikan oleh penari putri, kendatipun dasar pijakannya adalah gerak tari tradisi Bali, beberapa pose dan gerakannya dari tarian ini telah dikembangkan sesuai dengan interpretasi penata dalam menemukan bentuk - bentuk baru sesuai dengan tema tarian ini. Busana ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat dan memperjelas desain gerak yang diciptakan.
Tarian ini di ciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun 1988.




Tari Oleg Tamulilingan

Tarian yang dibwakan oleh 2 pasangan, kumbang jantan dan kumbang betina yang sedang menjalin asmara dan bermain-main di sebuah taman. Tari Oleg Tamulilingan merupakan karya cipta seniman besar I Ketut Marya alias I Mario yang paling populer di antara sejumlah ciptaannya. Tarian ini digarap tahun 1952 atas permintaan John Coast, budayawan asal Inggris yang sangat terkesan dengan kesenian Bali, untuk dipromosikan ke Eropa dan Amerika Serikat.


Tari Kecak
Kecak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar[1], melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.






Tarian Daerah Kalimantan Barat
Memiliki jenis tarian sebagai tarian untuk penyembuhan diantaranya adalah Tari Monong, Manang atau tarian Baliatn. Konon Tarian ini berfungsi sebagai penolak atau penangkal penyakit. Tarian ini juga menjadi bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.

Tari Pingan : Bagi masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau tari pingan merupakan tari hiburan masyarakat karena memperoleh rezeki/tuah yang diberikan oleh Tuhan.
dari upacara adat Bemanang/Balian.
Tari Pingan, Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang Kabupaten Sekadau yang di masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini menggunakan Pingan sebagai media atraksi dan tari ini berangkat dari kebudayaan leluhur di masa lalu yang berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.

Tari Jonggan : Bagi masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak Tari Jonggan merupakan tari pergaulan yang meceritakan tentang suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.
Tari kondan merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak Kabupaten sanggau kapuas, kadang kala kesenian kondan ini diiringi oleh gitar. kesenian kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. kesenian ini dilakukan dengan cara menari dan berbalas pantun.

Tokoh-tokoh tari di kalbar dan Data Creator
YUZA YANIS Lahir tanggal 12 Oktober 1968
GABRIEL ARMANDO LAHIR 29 SEPTEMBER
LEON Lahir tanggal 23 Juli 1992
ARIF NOVIARDI Lahir tanggal 2 November 1988
BUDI Lahir tanggal 15 Agustus 1986
ULAN FIRDAUS Lahir tanggal 13 November 1989
MANTO Lahir tanggal 23 Januari 1989


Ismunandar S.H, S.sn  (ketua prodi SENI FKIP UNTAN PONTIANAK)
Sebagian Karya tarinya antara lain yaitu:
1. Tari Persembahan
Tari Persembahan adalah sebuah tari penyambutan yang di tarikan agar orang yang di sambut terhindar dari marabahaya dan mendapatkan keselamatan selama di daerah yang dikunjungi. Tari ini juga biasa tampilakan dalam acara peresmian/ pembukaan gedung baru, ataupun kantor.
2. Tari Rentak Kapuas
Merupakan gambaran dari rasa pantang mundur dalam mengarungi derasnya kehidupan. Bak sungai kapuas yang mengalir disetiap jantung kehidupan, menjadikannya simbol dari semangat kerja keras dalam mencapai keberhasilan.
3. Tari Joget Sayang Dikasih
Tari ini menggambarkan sepasang muda-mudi dalam merajut tali kasih berjanji dalam suka dan duka bersama dalam mengarungi kehidupan.
4. Tari Bersatu Bangun
Kalimantan barat yang merupakan salah satu provinsi didlam kerangka negara kesatuan republik indonesia, mempuhnyai banyak keragaman di dalam suku, bahasa, agama dan budayanya. Keragaman tidaklah menjadi penghambat tetapi justru menjadi potensi besar dan menjadi sebuah kekuatan dalam membangun daerah dan bangsanya menuju masyarakat yang sejahteraa, dengan tetap saling harga-menghargai satu sama lainnya sehingga tumbuh dan tercipta sebuah keharmonisan di dalam kehidupan masyarakatnya.
BOUGENVIL
-Pada Tahun 1992 Sanggar bougenville mengikuti event Expo Sevilla Spayol.
-Pada tahun 1992 Sanggar Bougenville mengikuti Event Pasar malam Tong Tong Belanda.
-Pada tahun 1993 Sanggar Bougenville mengikuti event festifal budaya Melayu se -Asia Pasifik Tanjung pinang Riau, meraih juara pertama lomba tari jepin dan joget.
-Pada tahun 1995 Sanggar Bougenville mengikuti duta kesenian Indonesia ke Los Angeles Amerika.
-Pada Tahun 1995 Sanggar Bougenville mengikuti Event Festival budaya melayu se Asian di Medan.

Beberapa Prestasi Sanggar Tari GESKA
1. Festival Indonesia, Melbourne, Australia, 21-26 Oktober 2009, Tim Kesenian

2. China Asian Expo, Nanning (RRT), 16-23 Oktober 2009, Tim Kesenian

3. Festival Kesenian Musik Tradisional Anak-Anak, 2-5 Juli 2009, Gedung Kesenian Jakarta dan mendapatkan penghargaan sebagai Pemateri Musik Terbaik.

4. Festival Musik Tradisonal Anak-Anak, 12 Juni 2009, Taman Budaya Kalbar dan mendapatkan pengharagaan sebagai Penyaji Terbaik dan Pemusik Terbaik.

5. Festival Prajurit Nusantara, 2 November 2008, TMII Jakarta sebagai Peserta.

6. Festival Kemilau Nusantara, 24-26 Oktober 2008, Bandung Jawa Barat, sebagai Peserta.

7. Borneo Culture Festival 2008, Sibu, Serawak, Malaysia. 3-5 Juli 2008, Tim Kesenian.

8. Sound Of Borneo, Bintulu, Serawak, Malaysia, 27-30 Juni 2008, sebagai Peserta.

9. Tim Kesenian FKIP UNTAN ke University Brunei Darussalam, 18-24 November 2007.

10. Tim Kesenian BIMP-EAGA III, Travel Exchange, Kuching, Serawak, Malaysia. 2-4 November 2007.

11. Internasional Dance Festival, 18-21 Agustus 2007, Kuching, Serawak, Malaysia, sebagai Peserta.

12. Tim Kesenian Kalimantan Barat, Bunga Rampai Produk Indonesia Untuk Indonesia, 13-15 Juli 2007, Jakarta.

13. Event Organizer, GESKA Art Festival, 16-19 Agustus 2006, Pontianak.

14. Event Organizer, Kijang Berantai Art Festival, 23-26 Maret 2005, Pontianak.

15. Borneo Cultural Festival 2005, Sibu, Serawak, Malaysia. 2 – 9 July 2005, Tim Kesenian.

16. Finalis Lomba Koreografi Indonesia oleh Dewan Kesenian Jakarta, ‘RECHT’ karya Ismunandar, SH.,S.Sn., Graha Bhakti Budaya TIM, 13 -14 Desember 2004.

17. Acara Kesenian, BIMP-EAGA, Pendopo Gubernur, 31 Agustus 2004.

18. Juara II Tk. Propinsi, Lomba Olahraga Tradisional ‘Ngamben Satria’, Museum Negeri Pontianak, 29 Agustus 2004.

19. Acara Kesenian, Seminar MIPA se Indonesia, Pendopo Gubernur, 28 Juli 2004.

20. Prosesi Penyambutan, Power Seminar Tianshi, Pontianak Convention Centre, 18 Juli 2004.

21. Acara Kesenian, Pembukaan Festival Barongsai se Borneo, GOR Pangsuma Pontianak, 17 Juli 2004.

22. Prosesi Pembukaan dan Penyambutan, Pameran Mitra Binaan BUMN, Pontianak Convention Centre, 29 Juni 2004.

23. Prosesi Penyambutan Menteri Kelautan, Angkatan Laut Pontianak, 2 April 2004.

24. Acara Kesenian, Invitasi Pencak Silat Indonesia – Malaysia, GOR Pangsuma Pontianak, 25 Maret 2004.

25. Acara kesenian, HUT Kavaleri ke 54, BEKANG Pontianak, 9 Februari 2004.

26. Paket Acara Syukuran Pembukaan Kabupaten Sekadau, Sekadau, 2 Februari 2004.

27. Prosesi Penyambutan dan Tari Persembahan Penobatan Sulthan Pontianak, Keraton Kadriah Pontianak, 15 Januari 2004.

28. Tim Kesenian, Festival Film Indonesia dan Travex Road Show di Afrika Selatan, 19 – 27 November 2003.

29. Acara Kesenian, Pembukaan BIMP EAGA II – Travel Exchange Pontianak Kalimantan Barat, September 2003.

30. Tim Kesenian, Hari Keputeraan Sultan Brunei Darussalam ke-57, Brunei Darussalam, 6 Agustus 2003.

31. Tim Kesenian, Pesta Gendang Nusantara ke-6 di Malaka Bandaraya Bersejarah – April 2003 dan menjadi pengisi Puncak Acara.

32. Tari Massal, HUT ABRI ke-57 di Pontianak, Kalimantan Barat, 5 Oktober 2002.

33. Gelar Budaya dan Pameran Persatuan Nasional dalam rangka HUT RI ke-57, Senayan Jakarta – Agustus 2002 dan mendapat penghargaan sebagai Kelompok Tari terbaik, Penari Putra terbaik dan Tari terbaik.

34. Malam Renungan 17 Agustus (HUT Kemerdekaan RI ke-57) di Taman Ismail Marzuki Jakarta, 16 Agustus 2002.

35. Undangan Dewan Kesenian Jakarta dalam rangka promosi budaya ke sekolah–sekolah se Jakarta– Agustus 2002.

36. Tari Massal, HUT KOREM Alambanawanawai, Pontianak Kalimantan Barat, 31 Juli 2002.

37. Tim Kesenian, Pesta Kesenian Bali ke-23, Denpasar Bali – Juli 2001.

38. Penyaji dan Penata Tari terbaik dalam seleksi Tari Tingkat Propinsi Kal-Bar 2001.

39. Tim Kesenian, Festival Nusa Dua II Bali, Nusa Dua Bali – September 2000.

40. Tim Kesenian, HUT ABRI di Balikpapan Kalimantan Timur, Oktober 2000.

41. Tim Kesenian, Travel Market di Jakarta Convention Centre Jakarta, September 1999.

42. Tim Kesenian, GKJ Awards di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta September 1999.

43. Event Organizer, Pargelaran ‘SAHABAT’ dan Lomba Tari Kreasi Daerah Tingkat SLTP/SMU se Kalimantan Barat di Taman Budaya Kalimantan Barat , Agustus 1999.

44. Event Organizer, Pargelaran ‘Negeri Cintaku’ di GOR Pangsuma Kalimantan Barat, Oktober 1998.

45. Penyaji dan Penata Tari terbaik dalam Festival Borneo, Maret 1999 di Banjarmasin

46. Tim Kesenian, BIMP EAGA EXPO 1995 di Brunei Darussalam

47. Beberapa Prestasi kategori anak-anak di bidang Tari dan Musik untuk tingkat Nasional yang diperoleh tahun 2005-2006.

48. Beberapa Pertunjukkan di kota-kota lain di Indonesia dan Malaysia.

49. Event Tahunan yaitu Kalimantan Barat Art Festival yang diadakan 2 tahun sekali dan Gelar Tari Daerah dan Kreasi yang diadakan 1 tahun sekali.




T U G A S  I N D I V I D U
SENI TARI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK 2011
     
NAMA : WAHID      
NIM : FO7111018

Unknown
Unknown

Previous
Next Post »