PENJELASAN HADIS
Hadis ini menceritakan berita bapak kita, Adam manakala maut datang menjemputnya -Adam rindu buah Surga. Ini menunjukkan betapa cinta Adam kepada Surga dan kerinduannya untuk kembali kepadanya. Bagaimana dia tidak rindu Surga, sementara dia pernah tinggal di dalamnya, merasakan kenikmatan dan keenakannya untuk beberapa saat.
Bisa jadi keinginan Adam untuk makan buah Surga merupakan tanda dekatnya ajal. Sebagian hadis menyatakan bahwa Adam mengetahui hitungan tahun-
tahun umurnya. Dia menghitung umurnya yang telah berlalu. Nampaknya dia mengetahui bahwa tahun-tahun umurnya telah habis. Perpindahannya ke alam Akhirat telah dekat. Dan tanpa ragu, Adam mengetahui bahwa anak-anaknya tidak mungkin memenuhi permintaannya.
tahun umurnya. Dia menghitung umurnya yang telah berlalu. Nampaknya dia mengetahui bahwa tahun-tahun umurnya telah habis. Perpindahannya ke alam Akhirat telah dekat. Dan tanpa ragu, Adam mengetahui bahwa anak-anaknya tidak mungkin memenuhi permintaannya.
Mana mungkin mereka bisa menembus Surga lalu memetik buahnya. Anak-anak Adam juga menyadari hal itu. Akan tetapi, karena rasa bakti mereka kepada bapak mereka, hal itulah yang mendorong mereka untuk berangkat mencari. Belum jauh anak-anak Adam meninggalkan bapaknya, mereka telah dihadang oleh beberapa Malaikat yang menjelma dalam wujud orang laki-laki.
Mereka telah membawa perlengkapan untuk menyiapkan orang mati.
Para Malaikat memperagakan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadap jenazah seperti pada hari ini. Mereka membawa kafan, wewangian, juga membawa kapak, cangkul, dan sekop yang lazim diperlukan untuk
menggali kubur. Ketika anak-anak Adam menyampaikan tujuan mereka
dan apa yang mereka cari, para Malaikat meminta mereka untuk pulang kepada bapak mereka, karena bapak mereka telah habis umurnya dan ditetapkan ajalnya.
Para Malaikat memperagakan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadap jenazah seperti pada hari ini. Mereka membawa kafan, wewangian, juga membawa kapak, cangkul, dan sekop yang lazim diperlukan untuk
menggali kubur. Ketika anak-anak Adam menyampaikan tujuan mereka
dan apa yang mereka cari, para Malaikat meminta mereka untuk pulang kepada bapak mereka, karena bapak mereka telah habis umurnya dan ditetapkan ajalnya.
Manakala para Malaikat maut datang kepada Adam, Hawa mengenalinya sehingga dia berlindung kepada Adam. Sepertinya Hawa hendak membujuk Adam agar memilih hidup di dunia, karena para Rasul tidak diambil
nyawanya sebelum mereka diberi pilihan (antara kehidupan dunia dan Akhirat .pen) sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam kepada kita. Adam tidak menggubris dan menghardiknya dengan berkata, "Menjauhlah dariku, karena aku pernah melakukan dosa karenamu." Adam mengisyaratkan rayuan Hawa untuk makan pohon yang dilarang semasa
keduanya berada di Surga.
Para Malaikat mengambil ruh Adam. Mereka sendirilah yang mengurusi jenazahnya dan menguburkannya, sementara anak-anak Adam melihat mereka. Para Malaikat itu memandikannya, mengkafaninya, memberinya wangi-wangian, menggali kuburnya, membuat liang lahat, menshalatinya, masuk ke kuburnya, meletakkannya di dalamnya, lalu mereka menutupnya dengan bata. Kemudian mereka keluar dari kubur dan menimbunkan tanah kepadanya.
Para Malaikat mengajarkan semua itu kepada anak-anak Adam. Mereka
berkata, "Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian." Yakni, cara yang Allah pilih untuk kalian dalam hal mengurusi mayat kalian. Cara ini adalah syariat umum yang berlaku untuk seluruh Rasul dan semua orang beriman di bumi ini, mulai sejak saat itu sampai sekarang. Dan cara apa pun yang menyelisihinya berarti menyimpang dari petunjuk Allah, yang besar kecilnya tergantung pada kadar penyimpangannya.
berkata, "Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian." Yakni, cara yang Allah pilih untuk kalian dalam hal mengurusi mayat kalian. Cara ini adalah syariat umum yang berlaku untuk seluruh Rasul dan semua orang beriman di bumi ini, mulai sejak saat itu sampai sekarang. Dan cara apa pun yang menyelisihinya berarti menyimpang dari petunjuk Allah, yang besar kecilnya tergantung pada kadar penyimpangannya.
Barang siapa melihat tuntunan kaum muslimin dalam urusan jenazah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam, maka dia pasti
melihat kesamaan antara hal itu dengan perlakuan para Malaikat kepada Adam. Sepanjang sejarah, petunjuk ini telah banyak diselisihi oleh sebagian besar umat manusia. Ada yang membakar orang mati.
melihat kesamaan antara hal itu dengan perlakuan para Malaikat kepada Adam. Sepanjang sejarah, petunjuk ini telah banyak diselisihi oleh sebagian besar umat manusia. Ada yang membakar orang mati.
Ada yang membangun bangunan-bangunan megah, seperti piramid, untuk mengubur orang mati dengan meletakkan makanan, minuman, mutiara dan
perhiasan bersamanya. Ada yang meletakkan mayit di kotak batu atau kayu. Semua itu menuntut biaya yang mahal dan hanya membuang-buang energi untuk sesuatu yang tidak berguna. Dan yang paling utama, semua itu telah menyelisihi petunjuk yang Allah syariatkan kepada mayit Bani Adam.
perhiasan bersamanya. Ada yang meletakkan mayit di kotak batu atau kayu. Semua itu menuntut biaya yang mahal dan hanya membuang-buang energi untuk sesuatu yang tidak berguna. Dan yang paling utama, semua itu telah menyelisihi petunjuk yang Allah syariatkan kepada mayit Bani Adam.
PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS
1. Disyariatkan menyiapkan mayit dan menguburkannya seperti disebutkan di dalam hadis. 2. Sunnah terhadap mayit adalah petunjuk semua Rasul dalam setiap syariat mereka.
3. Pengajaran Malaikat kepada anak-anak Adam tentang sunnah ini dengan ucapan dan perbuatan.
4. Semua cara menangani mayit selain cara yang disebutkan di dalam hadis di atas adalah penyimpangan dari manhaj dan petunjuk Allah.
5. Keutamaan bapak kita Adam, di mana para Malaikat mengurusi jenazahnya, menshalatkannya dan menguburkannya.
6. Kemampuan para Malaikat untuk menjelma menjadi manusia dan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia.
7. Sudah munculnya beberapa peralatann sejak zaman manusia pertama, seperti kapak, cangkul dan sekop.
8. Seseorang harus berhati-hati terhadap istrinya yang bisa menjadi penyebab penyimpangannya. Adam memakan buah karena hasutan Hawa. Dan Allah
telah meminta kita agar berhati-hati terhadap sebagian istri dan anak-anak kita,
8. Seseorang harus berhati-hati terhadap istrinya yang bisa menjadi penyebab penyimpangannya. Adam memakan buah karena hasutan Hawa. Dan Allah
telah meminta kita agar berhati-hati terhadap sebagian istri dan anak-anak kita,
"Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(QS. At-Thaghabun: 14)
Catatan:
Artikel tersebut diambil dari sebuah buku dengan judul
"Kisah-kisah Sahih dalam Alquran dan Sunnah"
Oleh DR. Umar Sulaiman Al-Asyqor
Dosen Fakultas Syariah (Universitas Islam Yordania)
1 komentar:
makasi infonya gan :) sangat bermanfaat
EmoticonEmoticon