Motivasi Belajar Fisika Melalui Metode Demonstrasi


Abstrak
Pembelajaran fisika di sekolah pada saat ini lebih menekankan pada cara menyelesaikan soal dengan benar dan tepat. Siswa mempelajari teori-teori fisika berdasarkan informasi dari guru dan buku, sehingga
pembelajaran fisika membosankan, yang berakibat pada rendahnya motivasi belajar fisika. Karena itu, perlu peningkatan motivasi
melalui metode demonstrasi pada siswa SMP Negeri 5 Wates tahun pelajaran 2009/2010. Materi fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hukum-hukum Newton tentang gerak. 
belajar fisika. Tujuan penelitian ini adalah untuk peningkatan motivasi belajar fisika

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan setting SMPN 5 Wates yang beralamat di Tambak Triharjo, Wates, Kulonprogo. dengan subyek penelitian siswa kelas VIII B yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan indikator penelitian minimal 24 siswa memiliki motivasi belajar fisika yang baik.
Kesimpulannya adalah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar fisika pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Wates. Motivasi belajar fisika meningkat dari 5 siswa (15,6%) pada pra siklus menjadi 25 siswa (78%) pada siklus II, atau meningkat 20 siswa atau 62,4%. Hal ini melebihi indikator penelitian yaitu minimal 24 siswa memiliki motivasi belajar yang baik. Peningkatan motivasi belajar ini juga diikuti dengan peningkatan aktivitas belajar fisika dan hasil belajar fisika. Disarannya adalah sebaiknya guru 
fisika menggunakan metode demonstrasi dalam menjelaskan materi fisika. Sebab dengan metode demonstrasi siswa menjadi termotivasi, kemudian aktivitasnya meningkat, dan akhirnya hasil belajarnya juga meningkat.
Kata Kunci: motivasi belajar fisika, metode demonstrasi. 

PENDAHULUAN
Pembelajaran fisika di sekolah pada saat ini lebih menekankan pada cara menyelesaikan
soal dengan benar dan tepat. Siswa mempelajari teori-teori fisika berdasarkan informasi dari guru
dan buku, sehingga pembelajaran fisika membosankan.
Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII B SMP Negeri 5 Wates dan wawancara dengan guru bidang studi fisika menunjukkan bahwa pembelajaran fisika yang digunakan di sekolah tersebut selalu menggunakan metode ceramah. Dalam kegiatan pembelajaran, guru hanya menyampaikan teori dan fakta fisika yang didalamnya terdapat banyak rumus, sehingga
membuat siswa merasa bahwa belajar fisika harus menghafal banyak rumus dan teori. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan materi yang disampaikan. Hal ini sangat mengganggu proses belajar mengajar yang dilaksanakan, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak efektif. 

Akibatnya, motivasi belajar fisika menjadi rendah. Indikatornya adalah antara lain :
(1) sikap ingin
tahu siswa kurang. Sikap ingin tahu siswa kurang ditunjukkan dengan siswa enggan bertanya saat diberi kesempatan untuk bertanya. 
(2) Kecermatan siswa kurang, hal ini ditunjukkan dengan siswa kurang cermat dalam mengejakan soal yang diberikan guru. 
(3) Rasa percaya diri siswa kurang, ini ditunjukkan siswa tidak berani jika diminta mengerjakan soal di depan karena takut jawabannya salah. 
(4) Kejujuran siswa kurang. Sikap jujur yang kurang ini ditunjukkan dengan siswa tidak berani tunjuk jari jika ditanya siapakah diantara mereka yang belum paham tentang materi yang diberikan.
Akibat selanjutnya adalah Siswa cenderung malas dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Siswa di SMP tersebut perhatiannya pada materi pelajaran fisika sangat kurang, Para siswa jarang membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi pelajaran jika tidak disuruh.
Akibatnya, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas untuk fisika adalah 53,4.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efesiensi proses belajar mengajar (Wartono,2003:6). 

Pemilihan metode pembelajaran ini akan berpengaruh pada
proses pembelajaran yang akhirnya akan berdampak pada berhasil tidaknya suatu pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode demonstrasi dipilih untuk meningkatkan motivasi belajar fisika siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Wates tahun pelajaran 2009/2010.
Rendahnya motivasi belajar fisika ini yang kemudian berpengaruh aktivitas belajar fisika
di kelas dan prestasi belajar fisika di SMP Negeri 5 Wates dapat disebabkan metode pembelajarannya yang monoton dan tidak mengajak siswa untuk aktif. Berdasarkan fakta tersebut, perlu perbaikan atau penerapan inovasi pembelajaran fisika melalui pembelajaran dengan metode
demonstrasi. 

Metode Demonstrasi 
Metode demonstrasi hampir sejenis dengan metode eksperimen. Pada metode demonstrasi, siswa tidak melakukan percobaan hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Menurut Wina
Sanjaya (2009: 150), metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang sesuatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Oleh karena itu, dituntut untuk  guru lebih aktif. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi metode demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. Penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Menurut Roestiyah, (2008: 83), tujuan metode demonstrasi yaitu agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu, cara membuat sesuatu, dapat mengamati bagian-bagian dari suatu benda, dan menyaksikan kerja suatu alat. 

Menurut Wina Sanjaya (2009: 150) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari
metode demonstrasi. Kelebihan metode demonstrasi antara lain sebagai berikut.
1. Mmelalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan.”
Sedang beberapa kelemahan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut.
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan
metode ceramah.
3. Metode demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,
sehingga dituntut untuk bekerja lebih profesional.”
Motivasi Belajar Fisika
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arahan pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai (Sardiman, 2007: 75). Siswa yang mempunyai motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Menurut asal usulnya, motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Sedang motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. 

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 1987:92). 

Motivasi belajar mempunyai peranan sangat penting dalam memberikan semangat untuk belajar dan memberikan arahan yang jelas dalam belajar.
Menurut Sardiman (2007:83) fungsi motivasi adalah 

(1) mendorong manusia untuk berbuat.
(2) menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, 
(3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yan harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Mengingat demikian pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru fisika diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Dalam hal ini banyak cara yang dapat dilakukan, diantaranya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang dapat membangkitkan
motivasi. 

Menciptakan kondisi tertentu dapat dilakukan dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat, misalnya memilih metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk meningkatakan motivasi belajar siswa adalah:  
(1) topik yang dipelajari menarik dan berguna bagi siswa.
(2) tujuan pembelajaran jelas.
diinformasikan pada siswa.
(3) peserta didik harus selalu diberi tahu tentang kompetensi dan hasil
belajarnya.
(4) pemberian pujian dan hadiah lebih baiak dari hukuman, 
(5) manfaatkan sikap, cita-
cita, rasa ingin tahu, dan ambisi peserta didik, 
(6) usahakan untuk memperhatikan perbedaan
individual peserta didik, 
(7) hubungan guru dan murid, semakin baik hubungan antara guru dan
murid semakin baik motivasi belajarnya, (Mulyasa, 2003:114)
Dalam penelitian ini indikator dari motivasi belajar adalah:
(1) ketekunan siswa dalam belajar tanpa diperintah.
(2) keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan / mengerjakan soal.
(3) minat dan ketajaman perhatian siswa dalam belajar.
(4) keinginan berprestasi dalam belajar, dan 
(5) kemandirian dalam belajar.

Penulis : R. Wakhit Akhdinirwanto, Universitas Muhammadiyah Purworejo
Untuk lebih lengkapnya download ebook nya disini


Hore koe
Hore koe

Previous
Next Post »