Solfegio
adalah latihan kemampuan pendengaran atau ketajamanpendengaran musik, baik ketepatan ritmik maupun ketepatan nadanya.Menurut Stanly yang dikutip Sumaryanto (2005:40) dikatakan Solfegio adalah istilah yang mengacu pada menyanyikan tangga nada, interval dan latihan-latihan melodi dengan sillaby zolmization yaitu, dengan menyanyikan solmisasi (do,re,mi,dst) dan kemudian dikembangkan dengan menempatkan huruf vokal (a,i,u,e,o) sebagai ganti solmisasi. Solfegio juga dapat diartikan sebagai ilmu dalam memahami interval musik dan notasi. Solfegio bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang jarak nada satu ke nada yang lain dengan cara menyanyikan berbagai macam bentuk notasi, dengan menyanyikan interval nada yang berbeda-beda. Biasanya solfegio diajarkan dengan latihan-latihan menyanyikan solmisasi yang terus bertambah tingkat kesulitannya.
Dalam perkembangannya solfegio bukan hanya menyanyi saja tetapi juga mendengar dan membaca nada. Kemampuan membaca nada disebut dengan Sight Reading, kemampuan mendengar nada disebut dengan Ear Training, sedangkan kemampuan menyanyi disebut dengan Sight Singing.
.
1. Sight Reading
Menurut Stanley seperti yang dikutip Sumaryanto(2001:31-33)
Sight reading adalah membaca not tanpa persiapan atau kesanggupansekaligus untuk membaca dan memainkan notasi musik yang belumpernah dikenal sebelumnya (sering disebut dengan istilah prima vista.
Fungsi sight reading selain untuk meningkatkan kemampuanmembaca dan menambah pengetahuan tentang bahasa musik jugaberfungsi untuk menemukan hal–hal baru dalam musik dan memberikankenikmatan dalam bermusik bagi pemain atau penyaji musik hingga padatingkat ketrampilan mahir. Ada dua pendekatan dalam melatih sight reading, yaitu :
(1) dengan memainkan lagu yang mudah dengan tempo yang sebenarnya,
(2) dengan lagu yang sulit dalam tempo yang sangat lambat.
Richman dalam Sumaryanto (2001:33). Melalui sight reading diharapkan siswa dapatmembaca notasi musik dengan cepat dan tepat.Florentinus membagi kemampuan membaca not (sight reading) dalam tiga indikator, yaitu :
(1) kemampuan membaca ritme/irama,
(2) kemampuan membaca melodi/rangkaian nada,
(3) kemampuanmembaca kord/ keselarasan gabungan nada.
2. Ear Training
Ear Training adalah latihan kemampuan mendengar, menurutKodiyat (1983:68),
Ear Training adalah latihan pendengaran secarasistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan hanya dengan suku kataterbuka. Latihan pendengaran tersebut dilakukan dengan caramenselaraskan dengan not- not yang dihadapi. Dengan terbiasanya siswamendengar secara bertahap, maka bayangan nada/not dari suatu lagu yangdidengar akan dapat dibayangkan besar kecilnya dan tepat tidaknyalompatan nada.Manusia normal sejak lahir sudah dibebani dengan kemampuanreaksi terhadap bunyi atau musik, sehingga tanpa kegiatan mendengarmanusia tidak dapat memberikan reaksi terhadap rangsangan yangmembentuk bunyi ( Jamalus, 1981:49) Latihan pendengaran musik biasanya dilakukan dalam bentuk dikteyang berupa nada yang dinyanyikan kemudian ditirukan, yang sebelumnyadidahului dengan latihan pendengaran dan latihan daya ingat. Dikte tersebut berupa melodi, kord, dan ritme. Latihan pendengaran inimembutuhkan konsentrasi yang sungguh- sungguh agar kesan musik dapatdimengerti dan bila dilakukan secara berulang- ulang dapat dijadikan dasarmenuju tahap pelajaran membaca notasi.
Florentinus (1997:62) membagi lebih lanjut kemampuan mendengarnot (Ear Training) ke dalam tiga indikator kemampuan, yaitu:
(1) kemampuan mendengar dan mengingat ritme/irama, menuliskan sertamenyuarakan kembali,
(2) kemampuan mendengar dan mengingatmelodi/rangkaian nada, menuliskan serta menyuarakan kembali,
(3) kemampuan mendengar dan mengingat kord/keselarasan gabungan nada.
Menurut Benward yang dikutip oleh Sumaryanto(2001:35), kemampuan pendengaran merupakan gabungan dari faktor kebiasaan danpembawaan. Faktor kebiasaan dapat dikembangkan melalui latihan teratur,sedangkan faktor pembawaan murni berasal dari kemampuan diri yangberupa bakat musikalitas.Dalam proses mempelajari sebuah lagu perlu ditanamkan pengertiantentang rasa irama/ritme, agar siswa dapat memnyanyikan sebuah lagudengan dalam irama yang sesuai. Selain itu perlu ditanamkan jugapengertian tentang bayangan /memori nada, interval, dan melodi sehinggatidak mengalami kesulitan dalam menyanyikan sebuah lagu dengan benar.Dari penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa kemampuan mendengar not(Ear Training)adalah tingkat kepekaan siswa dalam mendengarkan,mengingat, menuliskan dan menyuarakan kembali unsur–unsure musikaldalam bentuk notasi musik secara langsung, baik pada melodi, ritmemaupun kord.
3. Sight Singing
Yang dimaksud dengan Sight Singing adalah latihan menyanyikan nada sesuai dengan melodi. Ada dua sistem yang dapat digunakan dalamlatihan ini, yaitu system fixed do dan system movable do. Kedua sistemtersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Sistem fixed do Adalah latihan nada-nada dinyanyikan dengan apa adanya,misalkan nada C akan tetap dibaca do meskipun dalam tangga nadayang berbeda-beda. Contoh lain, siswa menyanyikan lagu dalam tangga nada F mayor (1 mol) maka nada F tidak dibaca do melainkan fa.
2. Sistem Movable do adalah do yang bisa berubah-ubah, jadi nama do bisa terletak pada nada c, d, e, f, g, dan seterusnya sesuai nadadasar yang digunakan.
Florentinus membagi kemampuan menyanyikan not atau sight singing dalam tiga indikator, yaitu :
(1) Kemampuan menyanyikanmelodi atau rangkaian nada,
(2) Kemampuan menyanyikan intervalnada,
(3) Kemampuan menyanyikan tangganada. (Sumaryanto,2001:40-42)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyanyikan nada (sight Singing) adalah tingkat kelancaran siswa untuk mengubah bentuk notasi menjadi suara atau vokal tanpa persiapan sebelumnya.
Pada pelaksanaan pembelajaran vokal di kelas IV Unggulan, sight singing, ear training, dan sight reading diterapkan secara bervariasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.
EmoticonEmoticon