2.1 Definisi Matematika
Definisi
Matematika Menurut Para Ahli :
1. Sujono (1988:5)
Sujono mengemukakan beberapa pengertian matematika. Di antaranya,
matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu
pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan
bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam
menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.
2. Plato (427–347 SM)
Plato berpendapat, bahwa matematika adalah identik dengan filsafat untuk
ahli pikir, walaupun mereka mengatakan bahwa matematika harus dipelajari untuk
keperluan lain. Objek matematika ada di dunia nyata, tetapi terpisah dari akal.
Ia mengadakan perbedaan antara aritmetika (teori bilangan) dan logistik (teknik
berhitung) yang diperlukan orang. Belajar aritmetika berpengaruh positif karena
memaksa yang belajar untuk belajar bilangan-bilangan abstrak. Dengan demikian
matematika ditingkatkan menjadi mental aktivitas mental abstrak pada
objek-objek yang ada secara lahiriah, tetapi yang ada hanya mempunyai
representasi yang bermakna
3.
Aristoteles (348–322 SM)
Ia memandang matematika sebagai salah satu dari tiga dasar yang membagi
ilmu pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan fisik, matematika, dan teologi.
Matematika didasarkan atas kenyataan yang dialami, yaitu pengetahuan yang
diperoleh dari eksperimen, observasi, dan abstraksi.
4. Andi Hakim Nasution (1982:12
Istilah matematika berasal dari kata Yunani, mathein
atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata ini memiliki hubungan yang erat
dengan kata Sanskerta, medha atau widya yang memiliki arti kepandaian,
ketahuan, atau intelegensia. Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan
kata wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti
kata mathein pada matematika).
5. Sumardyono (2004:28) secara umum definisi matematika
dapat dideskripsikan sebagai berikut, di antaranya:
1. Matematika sebagai struktur yang terorganisir. Matematika merupakan suatu bangunan struktur yang
terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang
meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan dalil/teorema
(termasuk di dalamnya lemma (teorema pengantar/kecil) dan corolly/sifat).
2. Matematika sebagai alat (tool). Matematika juga sering dipandang
sebagai alat dalammencari solusi pelbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Matematika sebagai pola pikir deduktif. Matematika merupakan
pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori atau
pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah
dibuktikan secara deduktif (umum).
4. Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking). Matematika
dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal,
seperti matematika matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid),
rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang
sistematis.
5. Matematika sebagai bahasa artifisial. Simbol merupakan ciri yang
paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah bahasa simbol yang
bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks.
6. Matematika sebagai seni yang kreatif. Penalaran yang logis dan
efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan
menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya
merupakan seni berpikir yang kreatif.
Berdasarkan
berbagai pendapat para ahli tentang matematika dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah pengetahuan
atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik. Matematika menolong
manusia menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan.
2.2 Kegunaan (fungsi) pengajaran Matematika
Kegunaaan
matematika yaitu :
a. Matematika sebagai pelayan ilmu
yang lain.
Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari
matematika
Contoh :
1. Penemuan dan pengembangan Teori Mendel dalam Biologi
melalui konsep propabolitas.
2. Perhitungan dengan bilangan imajiner digunakan untuk
memecahkan masalah tentang kelistrikan.
Dalam ilmu kependudukan, matematika digunakan untuk memprediksi jumlah
penduduk dll.
b. Matematika digunakan manusia untuk
memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
1. Memecahkan persoalan dunia nyata
2. Menghitung luas daerah
3. Menghitung laju kecepatan kendaraan
4. Mengunakan perhitungan matematika baik dalam
pertanian, perikanan, perdagangan, dan perindustrian.
Depdiknas (2004) memaparkan fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki obyek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan sekolah.
Menurut Depdiknas (2004) tujuan umum diberikannya matematika di jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut.
1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di
dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkambang, melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan
efisien.
2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematila dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari., dan dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan. Dengan demikian tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah memberi tekanan pada penataan nalar
dan pembentukan sikap siswa serta juga memberi tekanan pada keterampilan dan
penerepan matematik.
Menurut Depdiknas (2004) tujuan pengajaran matematika di SD sebagai
berikut:
1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan
bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari).
2) Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui
kegiatan matematika.
3) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar
lebih lanjut di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa SD setelah selesai
mempelajari matematika bukan saja diharapkan memiliki sikap kritis, jujur,
cermat, dan cara berpikir logis dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah,
melainkan juga harus mampu menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari,
serta memiliki pengetahuan matematika yang cukup kuat sebagai bekal untuk
mempelajari matematika lebih lanjut dan dalam mempelajari ilmu-ilmu lain.
2.3 Dasar-dasar Keterampilan Matematika
Wills J.B & Atkinson M.P (2007: 5) menjelaskan bahwa: Keterampilan
kuantitatif sangat penting untuk berpartisipasi dalam masyarakat, dimana hasil
kuantitatif sangat penting dalam keputusan-keputusan tentang kehidupan publik
dan swasta, dan sosiolog memiliki kontribusi yang berpotensi penting untuk
membuat pendidikan keaksaraan kuantitatif. Pembelajaran matematika merupakan
salah satu pembelajaran yang mengupayakan siswa untuk memiliki keterampilan
baik keterampilan kognitif maupun keterampilan afektif.
Arends dan Kilcher (2010: 1) menjelaskan: Umumnya siswa mengharapkan
untuk memperoleh keterampilan intelektual yang kompleks diperlukan untuk
menjadi sukses dalam pengetahuan siswa saat ini, hasil siswa yang tidak sama
adalah tidak diterima oleh siswa. Sedangkan wertsch & Stone (Sutherland R,
2007: 1) menjelaskan: Anak-anak dapat mengatakan lebih dari yang disadari dan
beberapa masukan untuk memahami apa yang dimaksud dengan apa yang dikatakan
bahwa mereka mengembangkan keterampilan kognitif.
Penilaian keterampilan matematika siswa tergantung dari proses pembinaan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Untuk menilai keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal matematika diperlukan suatu arahan atau tujuan pembelajaran matematika. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan ditetapkan oleh pengajar sebelum melaksanakan proses pembelajaran sebagai standar penilaian keterampilan matematika.
Penilaian keterampilan matematika siswa tergantung dari proses pembinaan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Untuk menilai keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal matematika diperlukan suatu arahan atau tujuan pembelajaran matematika. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan ditetapkan oleh pengajar sebelum melaksanakan proses pembelajaran sebagai standar penilaian keterampilan matematika.
Ebel RL, & Frisbie, DA. (1979: 378) menyatakan bahwa : Tes kinerja
siswa adalah mendemonstrasikan keterampilan siswa dengan memanipulasi sasaran
atau instrumen.
Untuk menyelidiki keterampilan matematika siswa di kelas dalam proses pembelajaran matematika, siswa akan belajar setiap bidang subyek utama matematika modern: aljabar, analisis, geometri, statistik, dan matematika terapan.
Untuk menyelidiki keterampilan matematika siswa di kelas dalam proses pembelajaran matematika, siswa akan belajar setiap bidang subyek utama matematika modern: aljabar, analisis, geometri, statistik, dan matematika terapan.
Dalam pembelajaran matematika, siswa akan mempelajari:
1). Bahasa matematika dan aturan-aturan logika.
2). Bagaimana ide kelompok matematika yang tepat.
3). Bagaimana membuktikan atau tidak membuktikan konjektur matematika.
4). Bagaimana untuk mengambil makna dari matematika pada halaman
tertulis.
5). Cara menggunakan matematika untuk menggambarkan dunia fisik.
Shumway (1980: 151) menyatakan: Tugas pertama dalam penyelidikan
pengembangan konsep-konsep matematika adalah untuk mengidentifikasi dimensi
yang akan digunakan untuk menjelaskan perkembangannya. Dalam studi tentang
pengembangan konsep matematika, variabel yang spesifik untuk diselidiki berasal
dari dua sumber utama adalah (a) aksioma dan teorema matematika yang mendasari
konsep dalam penyelidikan dan (b) studi umum perkembangan kognitif.
Adhami et all (Chambers, 2008: 115) menjelaskan tahapan dasar dalam
keterampilan berpikir adalah: Tahapan dasar keterampilan berpikir pada operasi
formal merupakan salah satu penyebab utamanya kesulitan bagi para siswa
terutama di matematika. upaya untuk mengatasi kesulitan ini adalah percepatan
kognitif dalam pendidikan matematika (CAME) dengan tujuan menghasilkan proses
intervensi yang mempercepat perkembangan kognitif, tetapi juga (dan penting, di
dunia dimana sekolah yang dinilai dengan pemeriksaan hasil) meningkatkan
prestasi dalam hasil matematika.
Popham (1995: 139) menyatakan.” penilaian unjuk kerja adalah suatu
pendekatan untuk mengukur status mendasar dari seorang siswa dengan jalan
melengkapi siswa tersebut dengan sebuah tugas tertentu. Dalam penilaian
keterampilan matematika siswa membutuhkan suatu kejelasan guru dalam menentukan
indikator penilaian sebagai tujuan pembelajaran matematika di kelas. Indikator
penilaian setiap materi matematika siswa sekolah menengah pertama sampai
sekolah menengah atas yaitu geometri, aljabar, fungsi, kalkulus, dan lain-lain
serta penerapannya.
Douglas (1992: 627) menjelaskan bahwa Prestasi matematika sering
digunakan sebagai indikator untuk mengetahui yang dimiliki siswa. tes matematika
khususnya prestasi telah dikritik karena didominasi oleh tingkat rendah, item
keterampilan dasar yang dihasilkan dengan mudah dalam format kertas dan pensil.
Meskipun kekurangan lainnya, tes prestasi telah menjadi sumber utama bukti
untuk menyelidiki kualitas dalam kelompok pendidikan yang beragam.
Robert Gagne (Bell, 1978: 108) menyatakan bahwa keterampilan matematika
adalah suatu operasi-operasi dan prosedur matematika dalam kecepatan dan
ketepatan siswa. Senada dengan Shumway (1980: 207) menyatakan Keterampilan
umumnya dicirikan dalam hal (a) kecakapan atau ketepatan dan (b) efisiensi atau
kecepatan. Proses pembelajaran matematika membutuhkan suatu kejelian siswa
dalam memahami dan menerapkan konsep matematika yang abstrak dan kompleks.
Abstrak dan kompleks memerlukan suatu ketepatan dan kecepatan siswa dalam
terampil belajar materi matematika. Untuk itu 2 (dua) objek yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam penilaian keterampilan matematika siswa adalah 1).
Ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika, 2). Kecepatan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Berdasarkan dari beberapa rujukan di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan matematika siswa dalam penelitian ini adalah suatu operasi
matematika yang dilakukan siswa dengan tepat dalam menyelesaikan soal-soal
matematika.
2.4 Peranan Matematika dalam teknologi dan
masyarakat
Matematika memegang peranan yang cukup penting dalam
kehidupan manusia. Banyak yang telah disumbangkan matematika bagi perkembangan
peradaban manusia. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini
tidak lepas dari peranan matematika.
a.
Peranan matematika dalam teknologi
Matematika merupakan raja sekaligus pelayan bagi ilmu-ilmu lainnya.
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini tidak terlepas
dari adanya campur tangan matematika. Sebagai contoh adalah penggunaan logika
matematika sebagai dasar bahasa pemrograman, struktur data, kecerdasan buatan,
sistem digital, basis data, teori komputasi, rekayasa perangkat lunak, jaringan
saraf tiruan dan lainnya yang mempergunakan logika secara intensif. Selain itu,
ada pula penggunaan lain dari matematika terhadap perkembangan TIK, yaitu
penggunaan algoritma untuk menghemat ukuran file serta dalam pemrograman
komputer, penggunan segitiga pascal dalam program turbo pascal, dan lain
sebagainya. Masih banyak lagi sumbangan matematika dalam perkembangan TIK yang
merupakan dasar ilmu komputer.
Boleh dikatakan landasan utama sains dan teknologi adalah matematika.
Tapi apakah sumbangan matematika hanya untuk kemajuan sains dan teknologi saja?
Apakah kita tahu kalau matematika juga ikut berperan dalam menentukan arah
maupun isi pemikiran-pemikiran filsafat, dalam meruntuhkan dan membangun
kembali ajaran-ajaran agama, dalam memberikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang hakekat manusia dan dunianya.
“Segala sesuatu adalah bilangan-bilangan” demikian Pythagoras
berfilsafat dengan menggunakan matematika. Mungkin kita akan bingung
menafsirkan pernyataan tersebut. Tapi memang demikianlah filsafat, bukan
filsafat kalau tidak membingungkan. Memang tampaknya yang diungkapkan
Pythagoras tersebut tidak masuk akal, namun yang dia maksudkan bukannya tanpa
arti sama sekali. Ia menemukan pentingnya bilangan dalam musik, dan hubungan yang
ia bangun antara musik dan matematika terkenal dengan istilah matematika,
seperti “nilai rata-rata harmoni” dan “progresi harmoni”.
Pythagoras menganggap bilangan-bilangan sebagai bentuk-bentuk,
sebagaimana yang ada pada dadu atau kartu permainan. Kita pun masih mewarisinya
hingga sekarang dengan menggunakan istilah seperti bilangan bujur sangkar atau
bilangan berpangkat dua dan bilangan kubus untuk bilangan berpangkat tiga, yang
tidak lain adalah istilah-istilah yang berasal dari Pythagoras. Ia pun menggunakan
istilah bilangan segi empat, bilangan segitiga, bilangan piramida, dan
sebagainya. Bilangan-bilangan itu sebetulnya mewakili jumlah batu kerikil yang
digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk yang bersangkutan.
Ternyata hal tersebut berhubungan dengan pandangan Pythagoras
bahwa dunia ini bersifat atomis, dan menganggap tubuh terbentuk dari
molekul-molekul yang terdiri dari atom-atom yang tersusun dalam berbagai
bentuk. Dalam hal ini ia ingin aritmatika sebagai bidang studi yang menjadi
dasar dalam ilmu fisika maupun estetika.
Penemuan terpenting dari Pythagoras adalah apa yang sudah sangat kita
kenal dan sering kita gunakan dalam segitiga siku-siku yaitu Dalil Pythagoras.
Jumlah kuadrat sisi-sisi yang membentuk sudut siku-siku sama dengan kuadrat
sisi miringnya, demikian isi dalil yang terkenal tersebut. Tapi dalil tersebut
sekaligus menjadi titik tolak ditemukannya dalil ketaksebandingan, yang
mementahkan kembali seluruh filsafat Pythagoras. Karena teori aritmatika tidak
cukup memadai mengenai ketaksebandingan, maka hal ini semakin meyakinkan para
ahli matematika ketika itu, bahwa geometri harus disusun secara terpisah dengan
aritmatika.
Dan sejak itu geometri mempunyai pengaruh yang besar terhadap filsafat
dan metode ilmiah. Penalaran deduktif aksiomatis menjadi kunci utama dalam
memahami pengetahuan. Ini membawa konsekuensi, Matematika tidak lagi
mempelajari obyek-obyek yang secara langsung dapat ditangkap oleh indera
manusia. Substansi matematika adalah benda-benda pikir yang bersifat abstrak.
Dan jadilah matematika murni mendominasi.
Doktrin-doktrin mistik yang menyangkut hubungan antara waktu dan
keabadian pun mendapat dukungan dari matematika murni, obyek-obyek matematika,
seperti bilangan-bilangan, andaikata nyata sekalipun, sifatnya tetap abadi dan
tidak lekang oleh waktu. Obyek-obyek abadi demikian dikonsepsikan sebagai
pikiran Tuhan. Maka jangan heran jika muncul doktrin Plato bahwa Tuhan adalah
ahli geometri. Agama rasionalistik yang berbeda dengan agama apokaliptik,
semenjak Pythagoras, dan terutama semenjak Plato, telah sepenuhnya didominasi
oleh matematika dan metode matematis.
Kombinasi matematika dan teologi, yang bermula dari Pythagoras, telah
menanamkan ciri pada filsafat yang bercorak religius di Yunani, di Abad
Pertengahan dan jaman modern hingga Immanuel Kant. Tetapi mulai era Plato dan
Descartes terjadilah perpaduan yang mendalam antara agama dan penalaran, antara
aspirasi moral dan sikap logika yang memuliakan segala yang baka. Hal ini tidak
lepas dari pengaruh dominasi matematika murni kala itu.
b.
Peranan matematika dalam masyarakat
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis
dimensi kehidupan. Misalnya banyak persoalan kehidupan yang memerlukan
kemampuan menghitung dan mengukur. Menghitung mengarah pada aritmetika (studi
tentang bilangan) dan mengukur mengarah pada geometri (studi tentang bangun,
ukuran dan posisi benda). Aritmetika dan geometri merupakan fondasi atau dasar
dari matematika.
Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan
informasi dengan bahasa matematika, misalnya menyajikan persoalan atau masalah
ke dalam model matematika yang dapat berupa diagram, persamaan matematika,
grafik, ataupun tabel. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika
justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika
sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam
masyarakat.
Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran matematika dalam masyarakat, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang lainnya. Peranan matematika tersebut, terutama sebagai sarana berpikir ilmiah oleh Erman Suherman (1995: 56) disebutkan dapat diperolehnya kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran matematika dalam masyarakat, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang lainnya. Peranan matematika tersebut, terutama sebagai sarana berpikir ilmiah oleh Erman Suherman (1995: 56) disebutkan dapat diperolehnya kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
1. Menggunakan
algoritma
Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah melakukan operasi
hitung, operasi himpunan, dan operasi lainya. Juga menghitung ukuran tendensi
sentral dari data yang banyak dengan cara manual.
2. Melakukan
manipulasi secara matematika
Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah menggunakan
sifat-sifat atau rumus-rumus atau prinsip-prinsip atau teorema-teorema kedalam
pernyataan matematika .
3. Mengorganisasikan
data
Kemampuan ini antara lain meliputi : mengorganisasikan data atau
informasi, misalnya membedakan atau menyebutkan apa yang diketahui dari suatu
soal atau masalah dari apa yang ditanyakan.
4. Memanfatkan
simbol, tabel, grafik, dan membuatnya
Kemampuan ini antara lain meliputi : menggunakan simbol, tabel, grafik
untuk menunjukan suatu perubahan atau kecenderungan dan membuatnya.\
5. Mengenal
dan menemukan pola
Kemampuan ini antara lain meliputi : mengenal pola susunan bilangan dan
pola bangun geometri.
6. Menarik
kesimpulan
Kemampuan ini antara lain meliputi : kemampuan menarik kesimpulan dari
suatu hasil hitungan atau pembuktian suatu rumus.
7. Membuat
kalimat atau model matematika
Kemampuan ini antara lain meliputi : kemampuan secara sederhana dari
fonemena dalam kehidupan sehari-hari kedalam model matematika atau sebaliknya
dengan model ini diharapkan akan mempermudah penyelesaianya.
8. Membuat
interpretasi bangun geometri
Kemampuan ini antara lain meliputi : kemampuan menyatakan bagian-bagian
dari bangun geometri dasar maupun ruang dan memahami posisi dari bagian-bagian
itu.
9. Memahami
pengukuran dan satuanya
Kemampuan ini antara lain meliputi ; kemampuan memilih satuan ukuran
yang tepat, melakukan estimasi, mengubah satuan ukuran ke satuan lainnya.
10. Menggunakan alat hitung dan
alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan
komputer.
Sementara itu dalam tujuan umum pendidikan matematika
(Depdiknas, 2002: 3) menyebutkan berbagai peranan matematika sebagai sarana
berpikir ilmiah ditekankan pada kemampuan untuk memiliki:
1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam
memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah yang berkaitan
dengan kehidupan nyata.
2. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi
3. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat
dialih gunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis,
berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam
memandang dan menyelesaikan suatu masalah.
Kemampuan-kemampuan di atas berguna bagi seseorang untuk berpikir ilmiah
dalam pendidikan dan berguna untuk hidup dalam masyarakat, termasuk bekal dalam
dunia kerja.
2.5 Mengembangkan Keterampilan Matematika
Suka atau tidak,
matematika selalu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Saat bekerja,
berbelanja, merencanakan biaya untuk keluarga. Hal ini perlu diperkenalkan pada
anak sejak masih kecil.
Matematika bukan hanya bagian dari ilmu pengetahuan untuk menghitung
sudut, panjang gelombang suara, dan teori pelik lainnya. Matematikan sebenarnya
dasar konsep berpikir logis yang membantu kita menghitung kemungkinan, atau pro
dan kontra, sehingga kita bisa memecahkan masalah dalam kehidupan. Hal inilah
yang sebenarnya penting dipelajari oleh anak. Karenanya sejak dini anak perlu
dibuat tertarik dan tidak terbebani ketika berhadapan dengan matematika.
Cara paling
menarik untuk mengajarkan matematika adalah mengajak anak mengalaminya secara
langsung. Anda bisa menemukan berbagai permainan yang didesain untuk
mengembangkan keterampilan strategi, dan melibatkan kemampuan berpikir logis,
contohnya ular tangga, atau monopoli.Mainan ini bisa dimainkan bersama oleh
orang tua dan anak. Ketika ia mengalami masalah selama bermain, Anda bisa
membantunya dengan memberikan contoh sehingga ia mendapatkan panduan
menyelesaikan masalahnya
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh seorang ahli perkembangan anak
dari Florida, California, USA disarankan 8 cara praktis untuk membantu
si kecil mengakrabi matematika. Cara tersebut adalah:
1.
Dorongan positif
Sebagai dasar proses belajar, dorongan positif merupakan hal yang
penting. Sehingga anak mengerti harapan yang diinginkan dari mereka, dan
terdorong untuk selalu mencapainya. Setiap kali anak mendapatkan nilai baik atau
berhasil mengerjakan tugasnya dengan cepat dan tepat, jangan lupa untuk memuji
atau memberikan hadiah kecil, seperti ekstra waktu bermain game, dan nonton
film kartun.
Sebaliknya ketika anak belum berhasil, jangan memarahi atau memberi
target. Beri penjelasan yang mudah dipahami tentang cara menyelesaikan
tugasnya, agar ia mengerti dan dapat mengerjakan latihannya lebih baik.
2.
PR monitor
Guru matematika cenderung memberi PR agar anak bisa berlatih di rumah.
Anak yang telah paham pelajaran tersebut, tentu tak kesulitan mengerjakannya.
Sebaliknya, jika tidak paham maka anak cenderung mengabaikan PRnya. Orang tua
diharapkan untuk mendampingi anak mengerjakan PR matematikanya.
Hal ini tidak berarti matematika lebih istimewa dibanding pelajaran
lain, tetapi karena rasa nyaman dan pendampingan orang tua akan memberi
dorongan yang besar bagi anak untuk menyelesaikan PR yang sulit. Anak juga akan
aman karena tahu bahwa ia akan mendapatkan penjelasan ketika dibutuhkan.
3.
Beri contoh
Orang tua dapat memberi contoh yang praktis pada ana ketika mengajari
matematika. Untuk anak berusia SD (6-12 tahun), secara sederhana bisa
meminta mereka menghitung berapa uang yang harus disiapkan untuk membeli tiket Kidzania,
misalnya. Atau, ketika berada di jalan, ajak mereka menghitung jumlah mobil
merah yang berpapasan dengan mobil keluarga Anda.
4.
Matematika praktis
Jelaskan pada anak bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan,
sehingga mereka mengerti bahwa bukan rumus yang sulit yang harus mereka pelajari,
tetapi pemahaman menggunakannya.
Contoh sederhana; Anda bisa meminta anak menghitung total potongan pizza
yang harus dibeli jika setiap orang dalam keluarga ingin mendapatkan 2 potong.
Anda bisa mengajarinya dengan penjumlahan, atau dengan perkalian bagi anak yang
telah lebih besar (usia SD).
5.
Biarkan anak terbuka
Bantu anak untuk terbuka membicarakan kesulitannya belajar matematika.
Ini adalah langkah yang baik untuk memantau kemampuannya. Jika anak perlu
dibantu, Anda akan segera tahu darinya, bukan dari nilai-nilai ulangannya yang
rendah, atau PR yang dengan sengaja tidak dikerjakannya.
6.
Nilai Uang
Anda bisa menggunakan uang, untuk membantu anak mahir berhitung. Anak
bisa belajar pengurangan, penambahan, dan pembagian untuk menentukan uang yang
harus mereka miliki untuk mendapatkan sesuatu, sisa uang yang akan mereka
terima sebagai kembalian, pada proses membeli.
7.
Menyebutkan Waktu
Ajari anak menyebutkan waktu dengan melihat jam. Gunakan lebih dulu jam
digital, ketika anak baru belajar angka, baru kemudian gunakan jam analog
(memiliki jarum) ketika anak mulai dapat mengerti penjumlahan dan pengurangan
dua digit (total detik dan menit adalah dua digit). Jelaskan secara detail
tentang konsep detik, menit, jam dan hari.
8.
Permainan Matematika
Belajar matematika mestinya bisa menjadi menarik dan menyenangkan bagi
anak. Anda bisa memadukan matematika dengan berbagai cara praktis yang membuat
si kecil merasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya belajar
angka dengan menggunakan remote control TV, atau menggunakan flash card berisi
angka-angka yang dimainkan seperti permainan kartu
9.
Gunakan computer
Anda bisa meningkatkan kecepatan si kecil belajar dengan menggunakan
komputer, dan berbagai software pendidikan. Saat ini anak-anak lebih familiar
dengan komputer dibandingakn kita saat seusia mereka. Bisa ditemukan berbagai
permainan komputer yang melibatkan keterampilan matematika.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Matematika
adalah pengetahuan atau
ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik. Matematika menolong manusia
menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-kesimpulan.
2. Depdiknas (2004) memaparkan fungsi matematika sekolah
adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki obyek dasar
abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan sekolah.
3. Peranan
matematika dalam teknologi, yaitu Matematika merupakan raja sekaligus pelayan bagi ilmu-ilmu lainnya.
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini tidak terlepas
dari adanya campur tangan matematika. Landasan utama sains dan teknologi adalah matematika
4. Peranan matematika
dalam masyarakat, yaitu sebagai
sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh kemampuan-kemampuan meliputi :
(1) menggunakan algoritma.
(2) melakukan manipulasi secara matematika.
(3) mengorganisasikan data.
(4) memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya.
(5) mengenal dan menemukan pola.
(6) menarik kesimpulan.
(7) membuat kalimat atau model matematika.
(8) membuat interpretasi bangun geometri.
(9) memahami pengukuran dan satuanya.
(10) menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika,
seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
1 komentar:
cari alat listrik disini aja Rajalistrik.com
EmoticonEmoticon